Kembali kita menoleh ke hal nan unik di nusa kecil Bali itu,
ada pelaksanaan Nyepi Khusus yang rutin terselenggara di daratan mungil indah
itu. Hari Raya Nyepi lasim telah dilaksanakan oleh warga Hindu sejagat,
bersamaan dilakoni saat hari pertama/perdana di sasih Kedasa setiap tahun saka
(penanggal ping pisan setiap sasih kedasa). Dengan empat jenis pantangan (empat
jenis kegiatan yang mesti dikurangi) ; Tidak menyalakan api / amati geni, tidak
bekerja/ amati karya, tidak bepergian melewati batas wilayah desa/ amati
lelungan, dan tidak bersenang-senang/ amati lelanguan. Kita semua tahu jika
membicarakan Nyepi secara otomatis pikiran jernih melayang membayangkan aneka
nuansa Bali, Nyepi itu hari rayanya para umat Hindu, dan Bali itu identik nian
dengan Hindu beserta ajeg Balinya yang bertaksu persisnya bertuah berkharisma,
maka jutaan orang segan akan Bali. Dengan demikian pelaksanaan Hari Raya Nyepi
sudahlah tentu dilakukan oleh para penganut Hindu di Nusa kecil Bali, dari
daerah pegunungan hingga ketepian tepian pantainya yang molek. Tidak
terkecuali di daerah tujuan wisata dunia
Tenganan Pagringsingan, lebih spesifik lagi daerah Tenganan itu juga
melaksanakan aneka berata penyepian di
saat sasih Kasa sekitar bulan tujuh tahun masehi. Ada berata penyepian yang dilakoni hingga lima belas
hari lamanya di Tenganan di masa sasih Kasa, berata penyepian itu baru berakhir kala pertengahan
(purnama sasih Kasa).
Nyepi kala sasih Kasa di desa Tenganan mewajibkan para warga
desa mentaati aneka pantangan khusus , selama Nyepi para warga tidak
diperbolehkan ; membunuh/menyemlih hewan di dalam areal desa, membuat lubang di
tanah lebih dalam dari satu siku [sekitar 50 Cm], menumbuk/menyosoh padi, dan
tidak diperkenankan melubangi kayu. Larangan menggali tanah lebih dari 50 Cm
agar Ibu Pertiwi (tanah) sempat istirahat, dan larangan melubangi kayu bermakna
aktifitas pertukangan dan sejenisnya agar istirahat, serta tidak boleh
membunyikan gong gamelan serta sejenisnya.
Walaupun tidak ada sanksi khususnya para warga mentaati dengan dengan penuh rasa tanggung jawab, hal itu dikarenakan saat
hari pertama pelaksanaan Nyepi khusus itu oleh yang berwenang /saye gede juga
penyarikan di desa itu masamudana [ menyampaikan perkataan suci terkait
pelaksanaan Nyepi Khusus]. Saatnya pertengahan sasih Kasa, masyarakat baru
bebas dari aneka pantangan nyepi khusus itu/menjelang pelaksanaan Usaba Rejang
di Desa Tenganan Pagringsingan.
No comments:
Post a Comment